Laman

10/15/2008

Memilih Susu yang Halal


Masyarakat kini sudah jarang mengkonsumsi susu dalam bentuk segar (fresh milk). Kebanyakan susu yang diminum adalah susu olahan, seperti susu pasteurisasi, susu bubuk atau susu kental manis. Dalam bentuk olahan tersebut susu sudah mengalami proses perjalanan yang cukup panjang. Proses pengolahan inilah yang memungkinkan masuknya unsur haram atau yang meragukan ke dalam produk tersebut. Susu olahan yang beredar di pasaran saat ini kebanyakan adalah susu formula. Artinya susu tersebut sudah mengalami pencampuran dengan bahan-bahan lain sesuai dengan formula yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan. Maka dikenal adanya susu dengan kalsium tinggi untuk orang tua, susu dengan vitamin tertentu untuk pertumbuhan anak-anak, susu dengan lemak rendah untuk diet, dan seterusnya. Semua ditawarkan dengan keunggulan dan kegunaan masing-masing, lengkap dengan rasa dan aroma yang berbeda-beda. Ada yang rasa cokelat, rasa stroberi, rasa vanila, dan sebagainya.

Masyarakat sering dibuat bingung oleh banyaknya pilihan yang ditawarkan para produsen susu tersebut. Apalagi dengan iklan dan iming-iming yang katanya bisa membuat anak jadi cerdas, pintar dan berprestasi. Susu untuk manula (manusia usia lanjut) juga digambarkan dapat mencegah tulang keropos, anti penuaan dan menjaga badan tetap segar. Sementara beberapa vitamin tertentu dalam produk tersebut juga digambarkan dapat memacu pertumbuhan anak, meningkatkan pertumbuhan tulang dan gigi.

Proporsional
Dalam menanggapi gencarnya iklan dan promosi produk susu tersebut, konsumen sebaiknya bersikap proporsional. Bahwa susu memang mengandung zat-zat gizi yang berguna bagi manusia, hal itu sudah menjadi kemakluman bersama. Satu hal yang perlu diluruskan adalah bahwa segala sesuatu bekerja secara alamiah, tidak instan. Kalau anak Anda minum susu secara teratur, maka badan anak tersebut akan sehat dan kuat. Itupun jika dibarengi dengan makanan lainnya yang seimbang antar karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin dari berbagai sumber. Tetapi jika hanya minum susu ansih, maka mustahil hal itu bisa terwujud.

Demikian juga ketika anak Anda sehat dan kuat, maka peluang untuk menjadi anak yang cerdas dan pintar akan terbuka lebar. Tetapi jika tidak dibarenhgi dengan belajar yang rajin dan sungguh-sungguh, mustahil anak akan menjadi pintar. Sementara ini ada pandangan yang kurang tepat, ketika seorang anak kecil sudah diberi susu cukup bahkan berlebih, maka tugas orang tua sudah dianggap selesai. Sehingga mereka mau membeli produk tersebut meskipun harganya luar biasa mahal.

Titik kritis
Di samping menanggapi secara proporsional, susu juga perlu dilihat dari kacamata halal dan haram. Memang pada dasarnya susu sapi atau kambing adalah halal. Hampir tidak ada susu babi yang dipasarkan dan dikonsumsi manusia. Namun selama proses produksi, susu ternyata mengalami berbagai tahapan yang memungkinkan masuknya unsur-unsur ke dalam produk tersebut.

Salah satu proses yang cukup kritis adalah pemisahan antara whey dan keju. Keju merupakan produk olahan susu yang bernilai ekonomi tinggi. Proses pemisahan keju ini melibatkan rennet yang bisa berasal dari lambung anak sapi, babi, atau produk mikrobial. Setelah keju dipisahkan, masih ada produk lain, yaitu whey. bahan ini masih mengandung laktosa tinggi, sehingga sering digunakan dalam produk-produk susu olahan atau susu formula. Meskipun hanya sebagai bahan penolong, namun penggunaan rennet yang tidak halal akan menyebabkan produk yang dihasilkannya tidak halal.

Selain itu untuk produk susu tertentu dengan kegunaan khusus sering ditambahkan bahan-bahan aditif. Misalnya untuk susu bubuk instan, agar mudah larut ke dalam air maka ditambahkan bahan pengemulsi (emulsifier). Bahan pengemulsi ini juga bisa berasal dari bahan yang tidak halal, seperti monogliserida (dari lemak) ataupun lecitin (kadang-kadang juga ditambahkan enzim tertentu).

Pada susu formula yang diperuntukkan bagi anak-anak biasanya ditambahkan berbagai vitamin, seperti vitamin A, vitamin B1, B3, B6, B12, vitamin D, dan vitamin E. Vitamin-vitamin tersebut biasanya kurang stabil selama proses pengolahan, sehingga perlu dilapisi atau dicoating. Bahan pelapis inilah yang bisa berasal dari gelatin, karagenan, gum atau pati termodifikasi. Gelatin bisa berasal dari tulang sapi atau babi.

Masih mengenai vitamin, sumber bahan tersebut juga perlu dicermati, apakah berasal dari bahan hewani ataukah produk mikrobial. Saat ini vitamin yang diperdagangkan secara internasional memang kebanyakan dari produk mikrobial. Oleh karena itu perlu dikaji, apakah media yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba tersebut berasal dari bahan yang halal atau haram.

Pada susu formula juga sering ditambahkan berbagai macam mineral tambahan, seperti kalsium, besi dan mineral esensial lainnya. Sumber mineral ini ada yang berasal dari batu-batuan, ada juga yang diekstrak dari bahan-bahan organik, seperti susu, tanaman dan produk hewani. Misalnya kalsium yang diekstrak dari tulang binatang, baik yang halal maupun haram.

Dari berbagai kemungkinan masuknya unsur haram ke dalam susu olahan tersebut, maka sebaiknya konsumen muslim lebih berhati-hati. Apalagi dengan maraknya produk-produk impor yang belum semuanya mendapatkan sertifikat halal. Keunggulan dan kelebihan yang ditawarkan produsen melalui iklan yang gencar perlu dibarengi dengan kehati-hatian dalam memilih yang tepat dan benar-benar halal. (halalmui.or.id)

10/14/2008

Merajut Ukhuwah

Sabtu, 11 Oktober 2008
Tepat pukul 12.34 (waktu hpku) i-mobile yang setia menemanku berbunyi, 1 sms diterima, segera kubaca sms tersebut

bismillah `ami ojik, ni `umar bin anwar. Pasti `ami ga kenal `umar.ta`aruf dl deh, `umar usia 1th,ummiy namay anita

sampai dibaris sini aku berpikir, aku kira yg sms Mbak Dianita, padahal baru 4 okt kmaren menikah, kok sudah punya anak, heran bin aneh. Lalu kupencet tombol untuk memperlihatkan baris selanjutnya

rmhy lebeyn, skr tinggl diklaten, kaifahaal?

Baru aku ingat,memori otakku dengan cepat menangkap siapa gerangan yg mengirim sms. Dia adalah Mbak Anita Dwi Oktaviani, kakak kelasku di SMA. Dengan cekatan kupencet tombol jawab dan dengan lincah jari2ku menekan tombol-tombol huruf membentuk rangkaia kata

alhamdulillah dlm lindunga Allah. Umar ma ummi abi gmn kbrny?ami skr dipekanbaru.dpt dr siapa no nya?

Segera kukirim ke nomor yang sudah kusimpan di phonebook dengan nama M`Anita. Tak berapa lama ada balasan

alhamdulillah khoir.barusan dpt dr `ammah santi.kt `ammah santi jd pns `ami ya?dibag apa?ta`limy gmn?sbk krj memang tp ta`lim ga blh dtinggalkn lo…barakallahufk

segera kujawab

pns didep. Pertanian. Alhamdulillah insyaallah msh jln,doakn ttp istiqomah&dpt aisyah..hehe…

setelah kukirim dapat balasan

ye..ktauan jg…kspiankan..mky cpt nyusul..msh aktif diPKS?mi, ikut ta`lim `umar ja diklaten..he3..
segera kujawab

katany pns ga blh aktif partai, jd aktifny dikantor

1 balasan kuterima lagi
o gitu to..skr `umar dimgt, bsk mau pulang.ktemu abi lg…kita diantar ke mgt trs abi plg dl,bsk diantar mb kung+mb uti rame2.`amiikut ga?eh…gt dl ya mi…

kujawab

ya hati2 dijalan

Ingatanku kembal ke masa2 SMA.Mbak Anita dkk yang menolongku saat aku tidak dapat mobil sewaktu pulang dari ekstra PMR diawal aku masuk SMA. Beliau juga mewariskan buku2 bimbel Nurul Fikrinya kea aku. Ketika kuliah Di Unej ngambil fakultas Hukum kami masih sering berkomunikasi hingga awal-awal aku kuliah di Malang. Mbak Anita sudah kuanggap kakakku.

Mungkin karena kesibukan komunikasi jadi terputus. Hingga akhir-akhir kuliah aku berusaha untuk mencari kabarnya. Ukhti Santi dan Ukhti Suladari yang waktu SMA dekat dengannya juga tidak tahu kabarnya. Kabar yang aku peroleh dari Mbak Dianita, Mbak Anita sudah menikah dan tinggal di Klaten. Hingga sms itu datang shg kami dapat berkomunikasi lagi, menjalin ukhuwah yang terputus. Semoga ukhuwah initidak hanya di dunia tapi juga di akherat kelak, di surga-Nya.amiin….

Perjalanan Ke Negeri Seribu Parit

Sekitar pukul 22.00 WIB, hari selasa tanggal 7 oktober 2008 aku bersama rombongan yang terdiri dari Bu Ika, Kak Rini, Pak Yunizar, Pak Ajiz, Bang Supri dan Bang Pendi meluncur dari Pekanbaru ke Tembilahan, Inhil dengan kijang kantor. Kali ini kami menghadiri acara Apresiasi PUAP Gapoktan. Diperkirakan sampai tujuan pagi hari. Sepanjang perjalanan lebih banyak aku habiskan untuk tidur karena mata sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.

Indragiri Hlir merupakan salah satu Kabupaten di Riau. Kabupaten ini dijuluki negeri seribu parit. Untuk membuktikannya setelah subuh, masih dalam perjalanan, aku menghitung jumlah jembatan yang kulalui. Dalam 1 jam perjalanan sampai ke kota ada 57 jembatan yang kulalui, artinya hampir setiap 1 menit aku jumpai 1 jembatan (luar biasa). Daerah Inhil sebagian besar masih terdiri dari lahan pasang surut.

Tiba di lokasi pukul sekitar 07.00 WIB, acara Apresiasi PUAP Gapoktan ini dilaksanakan di Wisma Kemuning Muda. Setelah mandi kami keluar untuk sarapan. Menu yang kupilih adalah nasi goreng dan es jeruk. Sebelumnya kami telah mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan dan menata ruangan.Wah, ternyata rumah makan pada penuh semua, betul apa yang dikatakan dalam canda Pak Yun bahwa orang Riau suka makan semua, banyak yang lebih suka makan di warung dari pada masak sendiri.

Jam 09.00 kami tiba di lokasi kembali, sudah banyak peserta yang datang. Acara dimulai dengan sambutan-sambutan kemudian materi dan diskusi. Tugasku adalah sebagai operator laptop. Acara selesai sekitar pukul 15.00 WIB. Karena aku sedang keluar kota maka sholat aku jama` dan qasar. Setelah membereskan tempat, kami berkemas untuk pulang, sebelumnya kami sempatkan untuk makan sate padang. Pukul 16.00 mobil melaju meninggalkan Kota Tembilahan.

Tidak seperti berangkat, ketika pulang lebih sering kugunakan untuk ngobrol. Sekitar pukul 20.00 kami istirahat sambil mengisi perut di rumah Makan Lembah Indah, kali ini menunya adalah udang dan ikan disertai dengan sambal dan lalapan, sungguh lezat. Tiba di Pekanbaru jam menunjukkan pukul 01.00 WIB..

Lebaran Di Rumah Pak De


Baru kali ini aku berlebaran tanpa orang tua. Untunglah di Riau ternyata aku punya Pak De, saudara tiri Ibu, satu ayah beda Ibu. Beliau tinggal di Kuansing, di daerah transmigrasi. Aku sendiri belum pernah bertemu dengan Beliau, yang kutahu adalah anak Pak De, Mbak Karmi, itupun waktu aku masih SD, jadi sekarang sudah tak terbayang lagi orangnya.Sudah beberapa kali aku ditelfon Mbak Karmi, menyuruh aku untuk datang ke sana.

Akhirnya hari sabtu, 4 Oktober 2008 sekitar pukul 10.00 aku berangkat kesana, naik travel. Nanti aku akan turun di Simpang Pete, kemudian aku akan di jemput suami Mbak Karmi, Mas Yusuf. Ongkos dari Pekanbaru ke Simpang Pete Rp 30.000, perjalanan selama ± 2 jam. Di Riau banyak pertigaan maupun perempatan yang diberi nama simpang, misalnya Simpag Tiga, Simpang Pete, Simpang Koran, Simpang Narkoba (nama yang aneh..)

Sepanjang jalan masih banyak kujumpai hutan-hutan, rawa maupun kebun sawit dan karet. Tak jarang aku melihat hutan-hutan yang gundul, bekas dibakar untuk perkebunan kelapa sawit atau karet. Nampak kayu-kayu yang tumbang berserakan dan sisa-sisa pembakaran seakan menangis meratapi nasibnya, nasib hutan Indonesia yang tidak dipelihara, dihabisi oleh orang-arang yang tidak bertanggungjawab. Melihat banyaknya hutan dan bukit yang gundul hati ini sedih, mungkin sebentar lagi hutan-huta yang tersisa sudah tak ada lagi, berubah menjadi perkebunan sawit atau karet.

L300 terus melaju kadang diselingi dengan menurunkan atau menaikkan penumpang. Di dalam angkutan aku berkomunikasi dengan Mbak Karmi, tentu dengan menggunakan bahasa Jawa. Setelah selesai menelfon, bapak-tepatnya kakek-di sampingku menyapa tentang tujuanku, juga memastikan kalau aku berasal dari Jawa. Ternyata bapak itu mengira aku keturunan Cina (Cina dari Hongkong kale…), mungkin karena melihat kulitku yang putih he..he..he... Memang kulitku kalo dibandingkan dengan orang Jawa lebih putih, dan bukan bapak itu saja yang mengira kalo aku keturunan Cina, soalnya sudah ada beberapa orang yang mengira seperti itu juga.

Setelah 2 jam perjalanan aku sampai di Simpang Pete. Disitu sudah menunggu Mas Yusuf, aku tahu karena Mbak Karmi tadi meyebutkan ciri-cirinya. Dari simpang Pete perjalanan masih 1 jam menggunakan sepeda motor ke rumah Pak De. Padahal jaraknya ± 21 km, terbayang khan gimana jalannya. Jalan2 becek belum diaspal karena saat ini musim hujan, banyak yang berlubang dan tergenang air hingga banyak badan jalan tidak bisa dilewati. Sungguh tak terbayangkan sebelumnya jalan seperti ini. Sepanjang jalan, kiri kanan terhampar perkebunan sawit, sejauh mata memandang.

Sekitar pukul 13.30 aku sampai di rumah Pak De. Sebelumnya tak kubayangka ditengah-tengah kebun sawit ternyata terdapat banyak perkampungan. Di rumah hanya ada Mbak Karmi, pak De masih di ladang, bahkan beliau sering tinggal di ladang, katanya Pak De punya rumah di ladang. Sore hari aku ke ladang dengan motor diantar oleh Icha dan Dinda, keponakanku. Perjalanan tak begitu lama, sekitar 5 menit. Memang benar di ladang ada rumah, sapi juga dipelihara di situ. Tampak Pak De dan Bu De senang aku datang, saat itu Beliau sedang memanen bayam, dapat pesanan 500 ikat. Melihat Pak De, aku teringat Bapak, mirip. Selain bayam kulihat kangkung, kacang panjang, kacang tanah yang tumbuh denan suburnya di lahan seluas ½ Ha. Selain itu Pak De punya kebun karet dan sawit.

Seperti yang kuceritakan sewaktu ke Siak, disini aku membuktikan keberhasilan petani sawit. Di perkampungan ini mobil-mobil mewah sudah tidak asing lagi, tampak baru-baru. Minimal di sini setiap rumah punya 2 motor. Orang-orang kaya bermunculan sebagai berkah melambungnya harga sawit. Sekarang, disini harga 1 ha kebun siap panen mencapai 100 juta bahkan lebih, itupun sudah tidak ada lagi yang menjual, tidak heran banyak warga yang membeli kebun ke daerah lain seperti Kampar dan Pelalawan.

Ahad siang sekitar pukul 15.00 aku kembali ke Pekanbaru. Kali ini aku naik motor bersama Hendro, tetangga yang kuliah di UIR, kebetulan kost di Gading Marpoyan, tak jauh dari tempatku. Di tengah-tenah perjalanan hujan turun hingga sampai Pekanbaru. Tiba di tempat seluruh pakaian basah dan tubuh menggigil kedinginan.

10/06/2008

Bahaya Melamin

Cikal bakal melamin dimulai tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik Baekeland, berhasil menemukan plastik sintetis pertama yang disebut bakelite. Penemuan itu merupakan salah satu peristiwa bersejarah keberhasilan teknologi kimia awal abad ke-20. Pada awalnya bakelite banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan telepon generasi pertama. Namun, pada perkembangannya kemudian, hasil penemuan Baekeland dikembangkan dan dimanfaatkan pula dalam industri peralatan rumah tangga. Salah satunya adalah sebagai bahan dasar peralatan makan, seperti sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkuk, sendok sup, dan tempayan, seperti yang dihasilkan dari melamin.

Melamin yang dipermasalahkan adalah senyawa organik bersifat basa dengan rumus C3H6N6, kandungan nitrogennya sampai 66 persen, biasa didapat sebagai kristal putih. Melamin biasanya digunakan untuk membuat plastik, lem, dan pupuk. Plastik dari melamin, karena sifat tahan panasnya, digunakan luas untuk perkakas dapur. Jadi, melamin yang kini diributkan berbeda dengan melamin plastik perkakas. Melamin yang diributkan ini adalah bahan dasar plastik melamin.
Berdasarkan informasi di situs WHO, pencampuran melamin pada susu berawal dari tindakan pengoplosan susu dengan air. Akibat pengenceran ini, kandungan protein susu turun. Karena pabrik berbahan baku susu biasanya mengecek kandungan protein melalui penentuan kandungan nitrogen, penambahan melamin dimaksudkan untuk mengelabui pengecekan agar susu encer tadi dikategorikan normal kandungan proteinnya
Menurut pengajar pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung, Bambang Ariwahioedi PhD, MSc, melamin berpotensi menghasilkan monomer beracun yang disebut formaldehid (formalin). Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, formaldehid juga digunakan untuk bahan baku melamin. Menurut Ariwahioedi, melamin merupakan suatu polimer, yaitu hasil persenyawaan kimia (polimerisasi) antara monomer formaldehid dan fenol. Apabila kedua monomer itu bergabung, maka sifat toxic dari formaldehid akan hilang karena terlebur menjadi satu senyawa, yakni melamin.

Dalam sistem produksi melamin yang tidak terkontrol, bahan formaldehid yang digunakan cenderung tidak sebanding dengan jumlah fenol. Maka, kerap terjadi residu. Ini bukan berarti proses produksi yang sudah menerapkan well controlled dan tidak menghasilkan residu terbebas dari potensi mengeluarkan racun. Menurut Ariwahjoedi, formaldehid di dalam senyawa melamin dapat muncul kembali karena adanya peristiwa yang dinamakan depolimerisasi (degradasi). Dalam peristiwa itu, partikel-partikel formaldehid kembali muncul sebagai monomer, dan otomatis menghasilkan racun.

Ariwahjoedi menjelaskan, senyawa melamin sangat rentan terhadap panas dan sinar ultraviolet. Keduanya sangat berpotensi memicu terjadinya depolimerisasi. Selain itu, gesekan-gesekan dan abrasi terhadap permukaan melamin juga berpotensi mengakibatkan lepasnya partikel formaldehid. Ariwahjoedi menambahkan, formaldehid sangat mudah masuk ke tubuh manusia, terutama secara oral (mulut). Formaldehid juga dapat masuk melalui saluran pernapasan dan cairan tubuh.

Monomer formaldehid yang masuk ke tubuh manusia berpotensi membahayakan kesehatan. ”Formalin kan berfungsi untuk membunuh bakteri. Kalau bakteri saja tidak bisa hidup, berarti tinggal selangkah lagi meracuni makhluk yang lain,” ungkapnya berilustrasi. Formaldehid yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu fungsi sel, bahkan dapat pula mengakibatkan kematian sel. Dalam jangka pendek, hal ini bisa mengakibatkan gejala berupa muntah, diare, dan kencing bercampur darah. Sementara untuk jangka panjang, akumulasi formaldehid yang berlebih dapat mengakibatkan iritasi lambung, gangguan fungsi otak dan sumsum tulang belakang. Bahkan, fatalnya dapat mengakibatkan kanker (karsinogenik).
Food and Drugs Administration (Badan Makanan dan Obat) Amerika Serikat menyatakan, asupan harian yang dapat ditoleransi (tolerable daily intake/TDI) melamin adalah 0,63 mg per kg berat badan. Pada masyarakat Eropa, otoritas pengawas makanannya mengeset standar yang lebih rendah, yaitu 0,5 mg per kg berat badan.
Seberapa parah kontaminasi yang terjadi? Dari inspeksi yang dilakukan di China, dari 491 batch (kelompok) yang dites, 69 di antaranya positif mengandung melamin, berkisar dari 0,09 mg per kg susu sampai 619 mg per kg susu. Bahkan ada yang mencapai 2.563 mg per kg.
Dengan konsumsi susu formula per kg berat badan bayi sekitar 140 g sehari, kalau bayi mengonsumsi susu yang terkontaminasi akan menerima asupan melamin 0,013-86,7 mg per kg berat badannya. Bahkan, kalau mengonsumsi susu yang terkontaminasi 2.563 mg melamin per kg susu, dapat mencapai asupan 358,8 mg per kg berat badannya. Jauh melampaui batas toleransinya!
Daftar Produk dari Cina yang mengandung melamin (Sumber BP POM) adalah:
1. Natural Choice, Yoghurt Flavoured Ice Bar With Real Fruit
2. Yili Bean Club, Matcha Red Bean Ice Bar
3. Yili Bean Club, Red Bean Ice Bar
4. Yili Prestige Chocliz, Dark Chocolate Bar
5. Yili Super Bean, Red Bean Chestnut Ice Bar
6. Nestle Dairy Farm, susu UHT
7. Yili High Calcium, susu rendah lemak
8. Yili High Calcium, susu
9. Yili 250 ml, Pure Milk
10. Yili 1 liter, Pure Milk
11. Dutch Lady, Strawberry Flavoured Milk (Ex.Cina, Hongkong, Singapura)
12. White Rabbit, kembang gula
13. Yili Choice, Dairy Frozen Yoghurt Bar With Real Peach and Pineapple Fruit Pieces.

(dari berbagai sumber)

10/01/2008

Idul Fitri

Tak terasa sebulan penuh telah berlalu Ramadhan. Mungkin sebentar lagi tidak terdengar alunan merdu Kalam Illahi dari masjid atau mushola-mushola, tak terlihat lagi orang berbondong-bondong ke Masjid. Akankah masjid sepi lagi?. Tapi Insyaallah akan ada orang yang senantiasa memakmurkan masjid meskipun jumlahnya terbatas. Mudah-mudahan Allah menerima amalan aku-puasa, tarawih, tilawah, zakat dan amalan2 lain- di Bulan Ramadhan ini dan semoga aku dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun depan. Amiin.

Dan kini bulan Syawal telah datang, Idul Fitri nan suci tlah dinanti. Bagi masyarakat Indonesia mudik merupakan tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari lebaran. Kurang afdol rasanya lebaran tanpa kumpul dengan sanak saudara. Bahkan para pekerja di luar negeripun menyempatkan diri untuk pulang. Diperkirakan sekitar 72 ribu orang TKI dari 41 negara mudik lebaran pada tahun ini. Bahkan ada yang rela mudik menggunakan bajaj maupun sepeda pancal (Subhanallah) dari Jakarta ke Jawa Tengah.Tak heran kalau menjelang hari raya jalan-jalan banyak yang macet dan rawan akan kecelakaan.
Bertemu dengan orang tua, saudara maupun teman-teman di kampung sungguh merupakan moment yang indah apalagi bagi mereka yang tidak bisa setiap saat pulang kampung. Suatu hal yang tidak bisa digantikan dengan uang, cinta.

Rupanya takdir berkehendak lain padaku, lebaran tahun ini aku belum bisa pulang, maklum tempat yang jauh dan ongkos transportasi yang besar sebagai kendala, apalagi aku baru 3 bulan di Pekanbaru. Bila kupaksakan pulang gaji yang tiga bulan ini tidaklah mencukupi, lebih baik sebagian aku kirim pulang dan sebagian aku tabung. Untuk saat ini aku harus bersabar dulu.

Saat-saat yang lain pulang kampung, sementara aku masih disini, ada rasa rindu yang menyusup ke hati ini, rindu pada orang tua, saudara maupun teman-teman. Mudah-mudahan rasa rinduku ini menambah kecintaanku pada mereka semua.

Pada kesempatan ini aku ucapkan Taqaballahu minna wa minkum, kullu aamin wa antum bi khoir. Mohon maaf lahir dan batin untuk ikhwah fillah di Magetan dan Malang.

Ya Allah, Engkau tahu bahwa hati ini telah berhimpun dalam kecintaan kepada-Mu, telah berjumpa dalam mentaati-Mu, telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu, telah terjalin dalam membela syariat-Mu. Maka teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya; kekalkanlah kasih sayangnya; tunjukilah jalan-jalannya; penuhilah hati itu dengan cahaya-Mu yang tidak pernah sirna; lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman kepada-Mu dan indahnya kepasrahan kepada- Mu; hidupkanlah ia dengan bermakrifah kepada-Mu; danmatikanlah ia diatas kesyahidan di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah, kabulkanlah. Dan curahkanlah sholawat,kesejahteraan dan kedamaian kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam,serta kepada keluarga dan para sahabat beliau".
Amiiiin.....