Laman

4/30/2009

Masihkah Kau Mencintaiku

Ah...malam ini tidak ada acara yang menarik di TV, biasanya aku nonton bioskop Trans TV, tetapi ternyata sudah nonton sebelumnya, The One. ku ganti chanel berharap ada acara yang menarik. Ternyata ada acara baru di RCTI, reality show, ” Masihkah Kau Mencintaiku”. Kebetulan acara ini perdana dan ditayangkan setiap rabu malam pukul 22.00 WIB.

“Masihkah kau mencintaiku” mencoba membantu pasangan yang sedang dirundung masalah itu dengan menghadirkan mereka yang berkonflik bersama keluarga masing-masing. Kepada mereka, diajukan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kehidupan pribadi untuk menguji apakah masih ada kecocokan dan mereka benar-benar masih saling mencintai atau tidak. Pertanyaan-pertanyaan yang cocok antara suami istri tersebut akan mendapatkan hadiah mulai dari uang tunai sampai paket spa.

Program ini dipandu oleh Helmy Yahya dan Dian Nitami yang akan melemparkan pertanyaan demi pertanyaan sekaligus memandu kedua belah pihak. Disamping itu ada psikolog dan pakar yang kompeten di bidang perkawinan sehingga pendapatnya bisa dijadikan pertimbangan bagi pasangan yang sedang bermasalah.

Acara ini semalam menghadirkan Dedy dan Siska yang mau bercerai, dan tentunya menghadirkan orang tua masing-masing. Penyebab permintaan cerai ini adalah karena sang suami lupa mengucapkan selamat ulang tahun di hari ulang tahun sang istri, padahal perkawinan mereka telah berjalan 10 tahun lebih.

Pertanyaan pertama yang diajukan adalah berapa ukuran bra siska, sebelumnya dedy telah diberi kuisioner untuk menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya siska ditanya apakah dedy tahu ukuran branya atau tidak. Siska menjawab dedy pasti tidak tahu...ternyata dedy tahu.

Pertanyaan kedua adalah apakah dedy tahu tanggal ulang tahun ibunya. Siska mengatakan dedy tidak tahu......ternyata dedy tahu. Pertanyaan ketiga adalah hari apa putri mereka lahir. Ternyata keduanya menjawab salah. Pertanyaan ke empata adalah apakah dedy menyesal menikahi siska. Siska menjawab pasti dedy menyesal....ternyata jawaban dedy tidak menyesal.

Acara ini sesekali diselingi dengan adu mulut antara dedy dengan siska ataupun emosi mama dedy yang dengan gigih membela anaknya dan tentu saja mengungkapkan kekurangan-kekurangan siska. Mama siska tentu juga membela anaknya meskipun tak seemosional mama dedy.

Pertanyaan terakhir adalah apakah dedy masih mencintai siska. Siska menjawab bahwa dedy mencintainya...ternyata dedy juga menjawan yang sama. Diikuti dengan pelukan dedy ke siska dan dibumbui dengan tepuk tangan penonton dan beberapa mengusap air matanya. Acara ini diakhiri dengan happy ending dimana dedy dan siska saling berbaikan lagi.

Mungkin acara ini diilhami banyaknya kasus perceraian yang serdang marak di Indonesia. Tercatat, pada tahun 2007, sedikitnya 200 ribu pasangan melakukan pisah ranjang alias cerai. Meski angka perceraian di negara ini tidak setinggi di Amerika Serikat dan Inggris (mencapai 66,6% dan 50% dari jumlah total perkawinan), namun angka perceraian di Indonesia ini sudah menjadi rekor tertinggi di kawasan Asia Pasifik. Angka perceraian di Indonesia diprediksi oleh banyak pihak akan selalu meningkat tiap tahun. Hal itu dikarenakan life style (gaya hidup) masyarakat selalu berubah. Pondasi nilai-nilai keagamaan mulai luntur. Dasar meniti bahtera rumah tangga tak lagi mendasar pada al-Quran dan hadist.

Dalam kehidupan rumah tangga mutlak adanya komunikasi yang sehat antara pasangan sehingga saling memahami dan menghargai. Disamping itu juga - sebagai manusia yang punya kekurangan dan kesalahan pada suami/istri dituntut juga adanya kesabaran dalam berumah tangga. Dan tentunya disertai dengan niat yang ikhlas semata-mata karena Allah swt. Sehingga tercipta keluarga yang sakînah mawaddah warahmah

4/03/2009

Facebook sebagai alat mata-mata AS?

Belum lama ini, kami yang memang bekerja di bidang TI berdiksusi mengenai "booming" Facebook, obrolan menjadi serius dan topiknya juga menjadi lebih dalam hingga ada salah satu wacana bahwa database Facebook mungkin saja digunakan oleh pemerintah AS untuk melakukan information collecting dari para membernya karena penggunaan Facebook di masa sekarang ini sudah jauh melebihi ekspektasi hanya sebatas aplikasi jejaring sosial.

Yang akan jadi masalah adalah, bisa saja seorang tokoh masyarakat, baik itu politikus ataupun pejabat pemerintahan suatu negara, menjadi incaran pemerintah AS dan tanpa sadar mereka memberikan data-data pribadinya karena ketidaktahuannya, seringkali mereka sendiri yang menyusun riwayat hidup sejak tanggal lahir hingga riwayat sekolah dan pekerjaan, bahkan salah satu aplikasi dari Facebook adalah membuat susuanan anggota keluarga dari si membernya

Salah satu indikasi bahwa facebook digunakan oleh kepentingan tertentu tersebut adalah bahwa sampai sekarang mereka tidak menyediakan penghapusan account bagi mereka yang ingin keluar dari keanggotaan Facebook.

Dari obrolan ini, lalu kami mulai menyebarkan wacana ini, memang belum seberapa luas, tapi di lingkungan yang tertutup cara seperti kami ini memang efektif untuk membuat seseorang merubah informasi account-nya di Facebook, walaupun sebenarnya bisa dibilang percuma, karena bisa saja sistem database di Facebook menggunakan mekanisme pencatatan history dan dibuat backupnya sehingga setiap perubahan dapat diketahui dan disimpan secara permanen.

Bagaimana menurut Bapak mengenai wacana ini?


Jawaban

Semoga Pak Robby dan para pejuang TI lainnya senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT. Facebook sekarang telah menjadi booming. Banyak orang beranggapan jika belum ikutan Facebook maka dia belumlah trendy dan modern. Saya akan mengulas tentang Facebook dalam kacamata Konspirasi.

Kita tentu masih ingat, aturan pertama dan utama di alam maya adalah JANGAN SEKALI-KALI MEMBERIKAN DATA ASLI DI ALAM MAYA. Kita boleh saja ikutan Facebook, Multiply, dan sebagainya namun jangan sekali-kali mengisi kolom-kolom isian dengan data-data pribadi kita yang benar. Sama saja jika kita melakukan register ketika memakai kartu telepon baru. Toh Facebook atau Provider telepon tidak akan tahu apakah data yang kita isikan itu benar atau tidak.

Intelijen adalah pekerjaan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, agar bisa dipergunakan sesuai dengan kepentingan user-nya. Dan saya sangat yakin jika Facebook atau pun situs jejaring sosial lainnya seperti Friendster, Multiply, Blogspot, juga email, dan sebagainya merupakan perpanjangan tangan dari kelompok Konspirasi (The Luciferian Conspiration, kelompok yang mengendalikan AS dan juga dunia) untuk bisa menghimpun data-data warga dunia secara mudah. Ada baiknya kita membaca buku Dan Brown "The Digital Fortress", yang walau pun fiksi namun memuat sejumlah informasi penting yang sesungguhnya benar-benar ada. Atau buku "The Complex: Bagaimana Militer Amerika Menyerbu Kehidupan Kita Sehari-Hari" (Dr. Nick Turse, 2009). Atau tontonlah film Mel Gibson "The Conspiracy Theory" di mana aparat keamanan berhasil mengendus keberadaan orang lewat belanja dengan kartu kredit. Walau semuanya kelhatan bohongan, tapi percayalah jika semua itu benar-benar ada.

Sebab itu, para pejuang (The Combatant) atau aktivis kemanusiaan yang menyadari dirinya tengah berperang melawan The New World Order atau The Globalization, sebaiknya tidak pernah berhubungan dengan bank (tidak memiliki kartu kredit, kartu debet, atau pun rekening bank atas namanya), tidak pernah mengisi kolom data jejaring sosial di internet dengan data asli, bahkan tidak memiliki ID Card (KTP), dan menjauhi penggunaan alat-alat komunikasi yang bersifat tetap (misal nomor telepon dan sebagainya). Hiduplah bagai siluman. Atau seperti kalimat bijak, "Jadilah orang yang ketika datang tidak diketahui dan ketika pergi tidak dicari."

Jika semua itu tidak mungkin, maka demi keselamatannya para Combatant harus berusaha agar sedikit mungkin orang mengetahui jejaknya, seperti: senantiasa mengganti nomor ponselnya dengan berganti-ganti provider—kalau bisa juga berganti ponselnya—dalam waktu yang tidak teratur (kian singkat kian baik), jika memiliki situs jejaring sosial (tentu dengan data yang bukan asli) maka mengaksesnya jangan dari satu tempat yang sama (warnet yang sama), selalu berganti alamat email (bikin email baru mudah kan), dan sebagainya.

Kawan saya pernah hadir dalam sebuah pertemuan para intel. Mereka bertemu di selatan Jakarta, dalam sebuah bangunan di bagian belakang bangunan utama dekat kolam renang. Sepanjang pertemuan, teve plasma berlayar besar yang ada di ruangan tersebut dinyalakan dengan audio yang cukup besar walau tidak ditonton, semua pancuran air kolam renang dan juga air terjun dinyalakan, semua ponsel dan pda atau pun BB dimatikan (bahkan kartu chip-nya dilepas, batere dilepas, dan diurai), dan sebagainya. Semua ini dikatakan sebagai tindakan berjaga-jaga atas aksi penyadapan. Padahal ruangan tersebut sangat tersembunyi dan kedap suara.

Apakah dengan demikian kita tidak boleh memiliki Facebook atau yang sejenisnya. Boleh saja. Asal, ya itu tadi, jangan mengisikan data-data pribadi kita yang asli. Facebook atau situs jejaring sosial lainnya sangat dibutuhkan oleh tenaga-tenaga marketer, namun akan menjadi bumerang bagi para Combatant. Sebab itu, kita harus benar-benar sadar akan diri kita dan bertanya apakah kita memang sungguh-sungguh memerlukan situs jejaring sosial atau tidak. Kalau sekadar ikutan trend, janganlah. Sebab resikonya terlalu besar. Dunia yang kita tinggal dan hidup di dalamnya bukanlah dunia yang memiliki satu warna. Ada dunia lain di sekitar kita yang mungkin tidak pernah kita sadari. Meminjam istilah Bang Napi: Wasadalah! Waspadalah!.Wallahu'alam bishawab.

(sumber:www.eramuslim.com)