Laman

1/07/2009

LIFE MAPPING (I)

Mengenal Diri Sendiri
Sudahkah kita bersungguh-sungguh merenungkan tentang siapa diri kita sesungguhnya? Dimanakah letak kita dalam kurun waktu sejarah peradaban di muka bumi ini? Apa peran kita sebagai makhluk di jagad raya ini? Apa tujuan hidup kita?. Perenungan-perenungan itu penting kita lakukan untuk mengetahui sejatinya diri kita.

Dale Carnegie mengingatkan betapa spesialnya diri kita. Tiap-tiap kita adalah sesuatu yang sama sekali baru di muka bumi ini. Tidak ada seorangpun yang pernah ada dan yang akan ada persis seperti kita. Kita ini adalah produk dari keturunan, lingkungan, dan masa lalu. Betapa banyak anugerah yang diberikan ALLAH kepada kita. Maukah kita menjual mata kita seharga satu juta, satu milyar atau satu trilyun?. Bagaimana dengan otak, pendengaran, hati, jantung, tangan, dan kaki? Kita adalah makhluk dengan nilai tak terhingga dan tidak bisa dihargai dengan uang.

Napak Tilas Masa Lalu
Terlalu banyak dari kita merasa kecil hati dan rendah hati seolah-olah bukan siapa-siapa. Padahal setiap kita adalah spesial. Setiap kita memiliki potensi besar untuk sukses dan berhasil. Asalkan kita mau serius mengenal potensi kita yang sesungguhnya.

Yang perlu dilakukan adalah membedah masa lalu anda, secara terus terang dan jujur. Ingat-ingat kalau perlu tulis tentang masa kecil anda, pendidikan, buku yang berpengaruh dalam hidup anda, hobbi dan prestasi, minat dan bakat, perjalanan-perjalanan yang jauh dan penting, organisasi yang pernah anda ikuti, pengalaman yang paling berkesan, kegagalan anda dan lain-lain yang sekiranya penting. Dengan melakukan flashback masa lalu, anda akan lebih mengenal diri anda, mengetahui dimana anda berada kini dan selanjutnya siap untuk merancang masa depan.

Mengetahui Potensi Sekarang
Mulailah bertanya kepada diri sendiri: siapakah saya?. Kebanyakan kalau kita diminta untuk mengenalkan diri sendiri, umumnya mereka menjawab pertanyaan itu dengan menyebut nama mereka. Paling ditambah daerah asal, lalu profesi. Sesudah itu umumnya mentok.

Oleh karena itu lengkapilah multidimensi hidup anda dengan memakai metode mind mapping seperti contoh dibawah




Merencanakan Masa Depan
“ Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, hingga mereka merubahnya”

Sekarang, pikirkanlah dengan baik rencana anda ke depan. Jika Allah memanggil anda 1 tahun lagi apa yang akan anda lakukan sebelum itu? Memohon maaf kepada orang tua dan saudara, beribadah lebih rajin,banyak bersedekah, atau apa?. Jika anda diberi umur 60 atau 70 atau 80 tahun apa yang akan anda lakukan, prestasi apa yang telah anda torehkan untuk kemaslahatan umat?. Bagaimana kira-kira keluarga, saudara, dan orang lain mengenang anda setelah mati?

Pikirkanlah apa target 6 bulan, 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun untuk masing-masing dimensi hidup anda. Jadi bukan menjadi apa (presiden, menteri, direktur) yang paling penting, tapi lebih penting adalah apa yang anda hasilkan lewat peran yang anda jalani. Jabatan atau posisi merupakan instrumen bagi prestasi dan pengabdian anda.

Impian, rencana, visi tetap akan menjadi rumusan hampa tanpa adanya kesungguhan dalam melaksanakannya. Namun cita-cita pribadi kita hendaknya bukan hanya untuk kita sendiri tapi hendanya memberikan maslahat kepada umat.

(Tulisan ini bersumber dari buku “Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan” karya Dr. Marwah Daud Ibrahim)

5 komentar:

Iduy mengatakan...

Mas,saya minta izin mengkopi sebagian isi artikel ini ya,untuk referensi tugas saya..
terimakasih banyak..^^

Anonim mengatakan...

Assalamualaikum...
Saya ijin mengkopi sebagian kata-kata nya ya mas.. untuk tugas juga
un

Anonim mengatakan...

Izin mengcopy u tambahan tugas kuliah ya mas.mohon maaf nih sebelumnya.trimakasih

Anonim mengatakan...

asslamualaikum,,mas saya izin mengkopy artikel ini juga ya,,untuk tugas saya,,terimakasih..

Unknown mengatakan...

mas apa bedanya life mapping dengan mind mapping... ?
bukunya Dr.marwah daud ibrahim bisa dpat dimana yach?