Laman

7/31/2011

Saat-sat terakhir Imam Syafi`i


Seorang laki-laki mendatangi Syafi`i rahimahullah di saat-saat menjelang kematiannya. 

Dia bertanya, “bagaimana kabarmu?” 

Syafi`i menjawab, “aku hendak perg i meninggalkan dunia berpisah dengan saudar-saudaraku dan minum gelas kematian. Aku tidak tahu apakah ruhku kembali ke Surga maka aku bahagia atau ke Neraka hingga aku bersedih” 

Syafi`i lalu berkata, 

“manakala hatiku mengeras dan caraa-caraku telah tumpul aku menjadi harapan maaf MU untuk diriku sebagai tangga.
Aku merasa dosaku sangat besar. Akan tetapi ketika aku menyandingkannyadengan maafMU ya Rabb ternyata maafMU lebih besar”

7/25/2011

Malaikat Kecilku telah Lahir

Siang 9 Juli 2011, sekitar jam 11, aku mendapat sms dari Manda, “yank, adek sudah bukaan 2 tipis, kata dokter mungkin sore atau malam ini melahirkan, kpn pulangnya?”. Akhirnya aku segera searching tiket, kontak travel langganan, PDA travel. Awalnya aku minta untuk dicarikan tiket PKU-SCO, tapi untuk penerbangan hari ini sudah full. Akhirnya dapat tiket PKU-SBY, Sriwijaya jam 17.30. alhamdulillah...Sebenarnya aku baru saja mengantarkan Manda pulang ke Nganjuk tanggal 18 Juni kemaren untuk cuti melahirkan. Prediksi dokter akan melahirkan tanggal 1 Agustus 2011, tapi ternyata Allah berkehendak lain.

Setelah pamitan ke beberapa orang, dengan persiapan yang seadanya aku pulang ke Nganjuk.  Tanggal  12 Juli sebenarnya aku ada disposisi dari Kepala Balai untuk jadi Narasumber di Hotel Furaya, acara Distanhorti tentang Pengolahan Salak, maka segera aku hubungi Bu Ika untuk mencarikan penggantinya. Aku hubungi Pak Memen untuk mengirim data yang digunakan untuk rapat hari ini. Segera aku searching travel dari Juanda ke Nganjuk,  biar cepat sampai. Awalnya aku sudah dijanjikan sama pemilik travel (aku dapat no hpnya dari internet) tapi ketika aku sampai di Jakarta, katanya travel sudah penuh sehingga tidak bisa. Ya sudahlah, nanti naik bus aja dari Bungurasih.

Sekitar pukul 21.30 aku sampai Juanda. Setelah keluar dari Bandara aku mencari Travel kalau masih ada. Biasanya di depan bandara ada travel resmi. Hedew...ternyata mahal kali sekitar 500 ribu. Akhirnya aku naik ojek ke terminal Bungurasih. Dalam perjalanan ke Bungurasih Manda sms “ Yank, dah lahir dedeknya”. Alhamdulillah YA RABB.....puji syukur kepada MU

Sampai Nganjuk jam menunjukkan pukul 01.00 aku, aku dijemput Bapak. Setelah mandi aku langsung ke Rumah Sakit (jarak rumah-RSUD ± 700 m), disana ibu dan mbak Prap menemani Manda. Segera aku mencium pipi istriku  “Dedeknya lagi dirawat karena waktu di kandungan ia eek sehingga tercampur dengan air ketuban dan ada yang tertelan” terang Manda. Dedek harus menjalani perawatan sampai hari selasa, baru bisa dibawa pulang.

ALHAMDULILLAH TELAH LAHIR MALAIKAT KECIL KAMI PADA TANGGAL 9 JULI 2011 PUKUL 21.55 DI RSUD NGANJUK DENGAN BERAT 2,5 KG DAN PANJANG 50 CM

PREEKLAMSIA


“yank, adk td dah priksa k RSUD dg dr. Sonia. Hsl diagnosanya hipertensi krn pre-eklamsia.. keracunan kehamilan. Alhamdulillah hsl tes urin negatif jd babynya bs trs dpertahankan, gk dlahirkan skrg. Td dksh obat, 1 mgg lg kontrol”

Agak dek-dekan juga setelah membaca sms Cinta. Segera aku telpon untuk kejelasannya. Alhamdulillah tidak gawat. Segera aku searching, apa sih preeklamsia itu?. Ternyata banyak referensi tentang penyakit ini

Preeklamsia adalah keracunan pada kehamilan. Ini biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau bisa juga muncul pada trimester kedua. Preeklamsia mungkin terjadi pada setiap ibu hamil. Beberapa kondisi yang memiliki kemungkinan mengalami preeklamsia, yaitu kehamilan pertama, kehamilan bayi kembar, ibu hamil pengidap diabetes, ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi, memiliki masalah dengan ginjal, dan juga wanita yang hamil pertama pada usia 20 tahun di atas 35 tahun. Risiko preeklamsia juga meningkat pada kehamilan si ibu yang memang sudah pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya. Jika hal ini tidak ditangani dengan tepat dan cepat, preeklamsia akan segera berubah menjadi eklamsia, yaitu infeksi dan pendarahan. Dan ini bisa berakibat fatal.
Hampir semua wanita hamil bisa mengidap preeklamsia. Preeklamsia juga bisa terjadi pada kondisi kehamilan kembar dan kehamilan jarak jauh, sekitar 10 tahun. Preeklamsia juga sering dikaitkan dengan faktor genetik seseorang. Ada banyak gejala yang muncul. Terkadang gejala-gejala ini kerap kali dianggap wajar. Salah satunya adalah sakit kepala karena hipertensi, terutama jika kehamilan telah mencapai usia lebih dari 20 minggu. Pada kasus ini akan ditemukan peningkatan tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg. Terjadi pembengkakan di daerah kaki dan tungkai. Pada kondisi yang lebih berat, pembengkakan terjadi di seluruh tubuh karena pembuluh kapiler bocor, sehingga air yang merupakan bagian sel merembes dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian tertentu.
Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala penglihatan menjadi kabur dan sensitif terhadap cahaya. Si ibu juga sering merasakan nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah rusuk sebelah kanan, disertai mual. Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama trimester kedua dan lebih dari 0,45 kg setiap minggu pada trimester ketiga.
Bila si ibu hanya mengalami preeklamsia ringan, kondisi ini tidak selalu memerlukan obat tapi hanya pemeriksaan rutin kehamilan. Pemberian obat atau suplemen tidak menjamin mencegah si ibu dari preeklamsia, tetapi membantu mengontrol kondisi si ibu. Tapi jika preeklamsia yang lebih serius, si ibu disarankan beristirahat total di tempat tidur atau mungkin dianjurkan menjalankan perawatan di rumah sakit karena kondisi umumnya harus dipantau terus guna melihat tekanan darah dan perkembangan bayi.
Pengobatan yang dilakukan tergantung pada umur kehamilan dan seberapa dekatnya dengan perkiraan kelahiran. Bila preeklamsia terjadi pada minggu-minggu akhir kehamilan, dokter akan mengambil tindakan untuk segera mengeluarkan bayi. Tetapi jika preeklamsia terjadi pada awal kehamilan, dokter akan berusaha memperpanjang kehamilan sampai bayi dianggap telah cukup kuat untuk lahir.
Apabila sudah dekat dengan tanggal perkiraan kelahiran dan bayi sudah dianggap cukup berkembang, dokter akan menyarankan untuk mengeluarkan si bayi sesegera mungkin.
Ingat, jangan sampai si ibu mengalami kejang. Jika tidak, kondisi menjadi buruk. Jika kondisi semakin memburuk, hal itu akan mempengaruhi fungsi jantung, hati dan paru-paru yang dapat menyebabkan kematian. Jika keadaan umum si ibu kian memburuk, dokter akan segera melakukan induksi atau bedah caesar untuk mempercepat kelahiran dan menyelamatkan ibu dan bayi.
Banyak yang beranggapan bahwa ibu hamil mengalami preeklamsia tidak bisa melahirkan normal. Apalagi pada kasus preeklamsia yang serius. Namun hal itu tidak sepenuhnya benar. Ibu hamil yang menderita preeklamsia bisa melahirkan dengan normal dengan syarat kehamilannya sudah cukup untuk dilahirkan dan dilihat adanya kematangan dari mulut rahim si ibu.
Karena penyebab pasti preeklamsia belum diketahui, pencegahan dini yang dapat dilakukan adalah memastikan pemeriksaan rutin setiap bulan agar perkembangan berat badan serta tekanan darah ibu dapat terpantau dengan baik. Oleh karena itu, sangat disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan dirinya ke dokter secara rutin guna menangani penyakit ini sejak dini. Tentu pola makan si ibu juga harus diperhatikan, mengingat obesitas juga bisa menjadi penyebab preeklamsia. Sebaiknya ibu menjalani pola makan yang sehat dengan menu seimbang. Idealnya pola makan sudah diterapkan sejak sebelum hamil atau ketika merencanakan kehamilan. (Okezone.com)

Lega rasanya setelah membaca tulisan ini, itu artinya memang sudah biasa terjadi, tinggal penanganannya yang harus dilakukan.