Laman

12/07/2008

Lake Toba,..Sejuta Pesona


Sewaktu SMP aku hanya bias mengetahui Danau Toba plus pulau Samosir dari pelajaran Geografi, lihat peta. Tak disangka sekarang aku bisa menyaksikan keindahan Danau ini. Subhannallah…..Perjalanan sekitar 4,5 jam naik bus dari kota Medan. Berangkat jam 01.00 tiba di Parapat sekitar pukul 05.30. Kelelahan selama perjalanan akhirnya terobati dengan menyaksikan keelokan Danau Toba~orang-orang lebih familiar menyebut Lake Toba.

Parapat sebagai salah satu kawasan wisata pegunungan dan danau yang paling Indah di Indonesia. Aneka cinderamata khas Batak banyak dijual di Parapat, pantai timur Lake Toba yang terkenal itu. Jarak dari Medan sekitar 176 Km ke arah utara. Jika tertarik dapat membeli kain tradisional Batak yang dikenal dengan nama kain ulos yang banyak dijual di Parapat dan juga di Pulau Samosir. Corak dan warna kain ulos ini berbeda-beda di setiap wilayah, namun ciri utamanya adalah garis-garis vertikal, warna putih dan biru yang dominan. Pusat pertenunan kain ulos terdapat di desa Labuhan Garaga yang terletak 25 Km dari Parapat ke arah tenggara.

Lake Toba adalah salah satu obyek wisata utama berasal dari kawah gunung api yang sangat besar dan kemudian meletus pada sekitar seratus ribu tahun lalu. Letusan itu menyebabkan gunung tersebut runtuh, air kawah yang tumpah kemudian membentuk danau terbesar di Asia tenggara. Letusan gunung api di tempat ini diperkirakan puluhan kali lebih kuat dari letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Luas Lake Toba adalah sekitar 1707 Km2 dengan kedalaman air di beberapa tempat dapat mencapai 450 meter.

Udara yang sejuk dan hamparan air yang membiru disertai dengan riak-riak kecil karena hembusan angin adalah kesan pertama yang kurasakan saat tiba di Lake Toba. Kutarik nafas dalam-dalam, mencoba menikmati kesejukan udara pagi, kutahan dalam dada dan kusalurkan keseluruh tubuh kemudian pelan-pelan aku hembuskan, segarr......subhannallah. Danau ini memiliki pantai yang berbatu dan berdinding bukit-bukit. Sejumlah hotel dan vila di tepi danau menambah semakin eloknya Danau ini.

Sekitar jam 07.00 kami menyeberang menuju Pulau Samosir tepatnya ke Tomok. Perjalanan sekitar 1 jam dengan naik feri. Tak seperti yang kubayangkan sebelumnya ternyata Pulau ini cukup luas. Pulau Samosir terletak di dataran tinggi sekitar 700-1.995 m dpl. Sepanjang jalan mulai pintu masuk Tomok berjejer kios-kios penjual cinderamata, para penjual tak henti-hentinya menyapa para pengunjung untuk membeli. Tomok, desa kecil di pesisir timur Pulau Samosir adalah desa yang menggantungkan hidupnya total pada bidang agraris, perdagangan dan pariwisata. Desa cantik ini terletak di pesisir pantai, namun pada arah sebaliknya, bukit-bukit hijau, sungai dan sawah mengelilingi daerah ini. Bisa anda bayangkan pemandangan seperti apa yang akan anda dapatkan?


Sebelum berkeliling kami sempatkan untuk sarapan. Karena mayoritas penduduknya non muslim maka kita harus hati-hati membeli makanan. Biasanya di warung orang Islam bertuliskan ”warung muslim”, lafadz Basmalah atau sejenisnya. Apabila warung tersebut ada tulisan BPK atau B2 maka warung tersebut menjual daging babi, apabila B1 maka warung tersebut menjual daging doggy.

Di Tomok ada 3 obyek wisata yang kami kunjungi yaitu makam Raja Sidabutar, Patung Sigale-Gale dan Museum Batak. Sebenarnya masih banyak obyek wisata di Tomok yang tak sempat kami kunjungi.Tak lupa seorang Guide menemani kami. Untuk masuk areal makam setiap penunjung diwajibkan memakai kain ulos yang sudah disediakan, pria dan wanita berbeda coraknya. Sedangkan di Museum Batak terdapat berbagai macam peninggalan di masa kerajaan-kerajaan di Samosir, antara lain: berbagai perabot dapur, perhiasan, senjata, pakaian, dll. Sedangkan Patung Sigale-gale merupakan patung anak raja yang konon bisa menari sendiri, tetapi yang ada sekarang adalah replikanya. Sedangkan aslinya berada di Belanda. Sekarang untuk menari patung ini dimainkan oleh seseorang dibalik layar disertai dengan alunan musik khas Batak. Untuk menyaksikan pertunjukan Sigale-gale kita harus merogok kocek 60 ribu rupiah.

Sebelum kembali ke Parapat kami sempatkan untuk belanja cinderamata khas Batak. Perjalanan dari Samosir ke Parapat lebih singkat karena jalur yang dilalui berbeda. Sore menjelang kami kembali ke Medan dengan riang...

2 komentar:

goooooood girl mengatakan...

your blog is feel good......

Anonim mengatakan...

indah nian