Laman

4/22/2010

Finger Print dan Disiplin Pegawai


Ada yang berubah mulai bulan April di kantor saya. Tak biasanya pada waktu apel pagi jumlahnya lumayan banyak, sekitar 60-80% dari yang biasanya 30-40% atau ketika pimpinan sedang dinas luar (DL) maka pegawaipun ikut DL (dinas liar...nih guyonan pegawai) sehingga kehadiran berkisar antara 20-30% dari jumlah total pegawai. Hal ini karena ada alat baru yang bernama finger print...ya alat ini merupakan absensi mekanik yang menggunakan sidik jari. Alat “ajaib” ini telah mampu “memaksa” pegawai untuk masuk kantor. Jam pulang kantor telah ditetapkan yaitu masuk maksimal pukul 07.30 dan pulang minimal pukul 16.00, kecuali hari Jumat pukul 16.30. Jika hadir lewat pukul 07.30 dan pulang sebelum pukul 16.00, maka finger print akan memberi tanda merah pada absensi.
Sebelumnya daftar hadir pegawai dibuat secara manual dengan membubuhkan tanda tangan sehingga bisa langsung absen datang-pulang dilakukan pada pagi hari atau kapanpun datangnya (banyak juga yang datang jam 9 an), siang hari pulang untuk makan dan tidak kembali lagi atau yang lebih parah setelah absen pagi.....wushhhh....entah kemana tidak diketahui rimbanya. Tetapi tetap saja ada pegawai yang disiplin datang dan pulang tepat waktu (contohnya kayak saya ini...jadi besar kepala...hehehe).
Lalu sejauh manakah efektifitas alat ini?. Setidaknya terjadi peningkatan jumlah kehadiran pegawai yang ditandai dengan bertambahnya jumlah pegawai yang mengikuti apel pagi dan apel sore. Bahkan pegawai yang jarang nongol di kantor pun rajin (baca: agak rajin) datang apel. Tetapi antara pagi dan sore apakah pegawai tersebut masih tetap di kantor???
Alat ini memang tidak bisa menjamin pegawai tetap di kantor mulai pagi sampai sore. Tetap saja pegawai yang malas bisa pulang setelah apel atau siang hari, kemudian sore hari datang kembali untuk absen. Tetapi sudah ada peningkatan juga pegawai yang dari pagi sampai jam pulang tetap di kantor.
Sebagai seorang muslim hal ini juga menjadi dilema, terutama terkait dengan keikhlasan....mungkin masih jauh dari ikhlas karena kedatangan hanya karena absen digital (yang terkait uang makan) atau karena ada pimpinan di kantor, jadi belum ada -mungkin- kesadaran bahwa bekerja adalah juga termasuk ibadah. Tetapi setidaknya ini –mudah-mudahan- akan melatih dan membiasakan pegawai untuk disiplin dan n akan meningkatkan kesadaran sebagai seorang muslim bahwa bekerja juga termasuk ibadah (tentunya disertai dengan niat) dan ikhlas, tentunya.
“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan (HR. Bukhari Muslim)

Tidak ada komentar: